Internet merupakan sebuah wadah interaksi manusia yang sangat luas dan bebas. Internet memudahkan pengiriman pesan lebih efektif dan efisien serta dapat menjangkau orang-orang yang tidak dekat secara geografis. Namun sayangnya, terkadang internet di salah gunakan sebagai media untuk melakukan bullying yang kemudian disebut dengan cyber-bullying. Fitur internet yang memungkinkan anonimitas membuat para pelakunya seakan-akan terlepas dari tanggung jawab akan tindakannya. Terdapat beberapa isu terkait abuse dan bullying yang terjadi di dunia maya, salah satunya adalah mysogyny.
Apakah anda familiar dengan istilah mysogyny?
Apakah anda mengetahui maksud dari istilah tersebut?
Mysogyny adalah kebencian, penghinaan dan prasangkan terhadap perempuan. Hal ini dapat berbentuk pengucilan, diskriminasi, patriatki, kekerasan terhadap perempuan objektifikasi perempuan dan lain-lain. Mysogyny sudah ada berabad-abad yang lalu, namun kini terdapat manifestasi dari mysogyny yang baru, yaitu melalui dunia maya. Pada umumnya, kita pasti berasumsi bahwa tindakan mysogyny dilakukan oleh laki-laki untuk merendahkan perempuan. Namun, ternyata tindakan mysogyny di dalam dunia maya lebih banyak dilakukan oleh perempuan kepada perempuan lainnya. Menurut BBC, 50% dari abuse yang terjadi di Twitter dilakukan oleh perempuan. Dalam tiga minggu saja, secara internasional kata "slut" dan "whore" digunakan di dalam 200.000 tweets dan ditujukan kepada 80.000 orang. Hal ini sangat memprihatinkan dan dengan latar belakang ini lah Yvette Cooper untuk membuat sebuah campaign yang dinamakan "Reclaim The Internet".
Reclaim The Internet adalah kampanye berbasis luas untuk melawan online abuse. Kampanye ini terinspirasi dari kampanye "Reclaim The Night" yang dilakukan pada tahun 1980. Di mana pada saat itu perempuan dilarang untuk pergi keluar rumah pada malam hari dengan alasan perlindungan dari sexual abuse. Merasa itu bukan hal yang adil, para perempuan melakukan march pada malam hari menuntut perubahan. Reclaim The Internet merupakan kampanye pertama yang mengajak berbagai media platform, perusahaan teknologi, kelompok kampanye, politisi, polisi, guru, public figure dan organisasi juga anda untuk ikut bergabung melawan online abuse. Kampanye ini fokus untuk berdiskusi mengenai lima hal yaitu:
- Peran polisi dan pihak yang berwenang, dan dimana titik dimana hal tersebut bisa dianggap tindakan kriminal.
- Tanggung jawab sosial media pada isu terkait
- Peran organisasi terhadap hal ini
- Peran individu, termasuk bagaimana cara untuk menangani korban abuse dan menyikapi pelaku
- Empowering dan mengedukasi generasi selanjutnya mengenai hal ini.
Orang-orang yang tergabung dapat mengikuti suatu forum diskusi online, menyumbangkan ide dan memberikan saran.
You can sign up too, contribute and make a difference!
Referensi:
Mantila, Karla. Gendertrolling: Mysogyny Adapts to New Media. Vol. 39, No. 2, A SPECIAL ISSUE: CATEGORIZING SEXUALITIES (2013), pp. 563-570
http://www.reclaimtheinternet.com/about
http://www.bbc.com/news/technology-36380247
https://www.theguardian.com/commentisfree/2016/may/26/women-misogynist-trolls-feminist-internet
https://d3n8a8pro7vhmx.cloudfront.net/yvettecoopermp/pages/424/attachments/original/1464200631/Demos_-_Misogyny_Research_2016.pdf?1464200631
Mazaya Putri Diandari
(1506755555)
Komentar
Posting Komentar